Thursday 22 January 2015
Greeting from 2015
Friday 21 March 2008
PINDAH BLOG!!!
ke:
menyapamatahari.blogspot.com
Diharapkan kunjungan dan komentarnya ya...
Thursday 6 March 2008
BLOG LAGI
Terima kasih...
Wednesday 20 February 2008
NONE
Jadi akhirnya saya memutuskan untuk batal menulis. Saya juga sedang berusaha meng-upload foto,tapi kalau gagal ya harap maklum.
Wednesday 13 February 2008
Posting dengan judul "posting tanpa judul"
Kemarin ayah sempat menyuruh saya untuk berhenti kerja paruh waktu, dengan berbagai alasan. Pertama, takut mengganggu kuliah. Kedua, karena gaji yang tak 'sepadan' dengan kerja keras saya. Dan ketiga, kerja paruh waktu akan mengurangi waktu saya untuk pulang ke rumah. Saya menjelaskan dengan berbagai macam jawaban dan jalan, tapi ayah hanya merespon dengan diam. Wah, kalau sudah begini, saya tak tahu harus bagaimana. Setidak enaknya cara orang tua marah adalah dengan diam.
Saya saat ini sudah tidak mengajar lagi, tapi punya kerja sambilan di sebuah tempat peminjaman buku dan kemarin ditawari untuk jadi tim redaktur majalah masjid kampus eNHa.Semoga bermanfaat -ini adalah hikmah dari menjaga silaturahmi-
Alhamdulillah...
Monday 28 January 2008
TLATAR (1)
Rabu kemarin adalah hari di mana kami berempat: saya, mbak Susi, Mas Joe, dan juga Dedi bersepakat untuk main ke Tlatar. Sebenarnya kami berencana pergi bersama teman kami yang lain, yaitu Nanik dan Zee. Tapi berhubung mereka berhalangan, ya jadilah kami berempat plus Mbak Deby yang diajak Mas Joe turut serta karena dia tidak mau naik motor sendirian.
Perjalanan menuju Tlatar ternyata tak sejauh yang saya duga sebelumnya. Cuma makan waktu sekitar satu jam. Komentar saya pada Dedi yang memang sering ke Tlatar untuk renang ketika saya tiba di
“Lho, kok sudah sampai?”
“Kurang jauh to?” Tanya Dedi balik.
“Hm…kayaknya dulu ga secepat ini nyampe nya”
“Emang deket kalo dari Solo…”katanya lagi.
Kami menghabiskan banyak waktu untuk berputar-putar. Tlatar hari itu tampak sangat sepi. Hasrat saya adalah naik perahu berbentuk bebek –tahu kan ?- Jadilah kami berputar-putar hanya untuk mencari tempat yang menyediakan bebek-bebekan tadi. Sebenarnya saya sudah bilang pada teman-teman, ga usah nyari tempat yang ada bebek-bebekannya juga ga papa, daripada membuang waktu untuk berputar-putar. Tapi mereka malah bersikeras bilang, « ga papa ». Akhirnya kami pun menemukan tempat itu. Mulanya, kami kira tempat itu tutup, tapi kemudian si Dedi jalan duluan entah ke mana dan beberapa saat kemudian, dia memanggil kami dan menunjukkan jalan masuk. Sebelum masuk, kami sempat mencari kersen –buah yang dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan ‘talok-
Sudah mereka ketahui bahwa saya itu nge-fans sama buah yang satu ini. Jadilah si Mas Joe dan juga Dedi malah pada sibuk nyari talok sendiri. Dasar mereka itu…dodol.
Lanjut ceritanya. Kami pun masuk dan langsung pesan makan. Saya bertanya pada sang pemilik tempat pemancingan itu,
“Bu, kalo mau naik bebek-bebekan, bayar nggak?”
“Ya bayar mbak…”
“Berapa?”
“
“Ha? Kok mahal bu…ga bisa kurang?”
“Yah…mbak, itu buat gaji karyawan juga mbak…”
“Ya udah deh, nggak jadi…”
Sebelum berangsur pergi ke bawah pohon rindang tempat tikar digelar, saya berbalik dan bertanya kembali kepada sang pemilik tempat pemancingan tadi,
“Bu, kalo saya naik, tapi bebeknya berhenti, boleh ga?”
“hm…boleh”
Ya sudah akhirnya saya menaiki bebek yang ditambatkan di tepi kolam tadi. Belum berapa lama naik dan belum puas anak-anak mengerjai saya dengan menggoyang bebek yang saya tumpangi, ada seorang bapak-bapak yang datang, dan marah pada saya.
“Hei,mbak! Kalo mo naik ya naik! Jangan dibuat dolanan kayak gitu! Turun!”
Jadilah saya malu sekaligus kesal. Tadi katanya boleh…
Tak berapa lama, makanan datang. Kamipun makan bersama sambil ngobrol tentang apa saja. Setelah itu, mbak Susi dan mbak Deby memisahkan diri karena mereka akan membicarakan masalah pribadi. Ya saya tinggal ngobrol bareng mas Joe dan Dedi. Apa yang kami obrolkan adalah seputar buku, novel, film, bahkan perkembangan lagu terbaru. Dan kebetulan karena saya dan Dedi baru saja menyelesaikan membaca ‘Ketika Cinta Bertasbih 1’, maka obrolan kami ya seputar isi novel tadi.
Setelah selesai di tempat pemancingan, kami pun berniat untuk masuk ke taman air. Tapi tidak jadi,karena harus bayar lagi. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan kami untuk bersilaturahmi ke rumah Dedi.
Bersambung…
Sunday 13 January 2008
'', Dian Tak Boleh Mengeluh!
Lalu saya hanya bisa pasrah dengan keadaan. Sambil menunggu laptop yang masih ada di tangan pakdhe saya di Jakarta. Hiks. Tugas yang deadline nya tinggal sehari lagi.
Dodol cerdas ku, kenapa kau meninggal di saat sedang lucu-lucunya...Baru 4.5 tahun kita bersama. Kau pergi dengan membawa semua harta kuliahku...
Tapi, Dian Semangat!!! Biar si dodol pergi! Biar rental tutup! Biar bahan harus cari lagi dari awal! Pokoknya, Dian semangat!!!